Karena Ego Akan Diri Akhirnya Sesat Di Jalanlah

 


Inilah idiom yang pantas diperoleh dan pantas bagi mereka yang tidak suka bertanya kepada orang lain yang ahlinya. Secara ilmu tentang kejiwaan bagi orang yang tidak mau bertanya adalah mereka yang memiliki ego tinggi. Orang yang seperti itu adalah orang yang telah mengnggap dirinya paling benar dan paling pintar serta paling sempurna di dunia ini. Dalam agama diajarkan yang sempurna yang serba maha adalah hanya milik Tuhan. 

Lantas bagaimana jika ada orang yang mau bertanya ketika dalam kondisi terpaksa. Atau dalam istilah lainnya mereka kepepet terhadap suatu permasalahan. Misalnya dalam menerapkan sebuah kebijakan akan aturan yang sebelumnya sudah jelas diatur oleh Undang Undang aturan itu difahami secara leterlek atau secara tekstual saja oleh mereka. Padahal dalam Undang Undang itu antara satu pasal dengan pasal yang lainnya saling berhubungan. Artinya memiliki sebuah klausal yang saling melengkapi. Singkat cerita ada seseorang yang dengan lantang dan angkuhnya menyatakan bahwa apa yang telah dilakukannya itu benar padshal dalam pengambilan keputusannya itu orang tersebut tidaklah melakukan konsultasi dan kordinasi dengan tingkatan yang diatasnya. Tentu ini adalah cara membaca dan memaknai yang salah. Karena  cara memahami dan menafsiri Undang Undang dalam pasal demi pasal itu salah maka akan melahirkan sebuah keputusan yang salah dan keliru. Kalau sudah keliru maka akan menghasilkan sebuah kebijakan yang keliru pula. Semoga hal seperti ini dapat seminimal mungkin terjadinya error di lapangan. Karena ketika yajg pertama error maka cara untuk memperbaiki ke erroran tersebut seperti memperbaiki benang kusut yang terbentang didepan mata.

Penulis

Ahmad Fuady

indramayuopini.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

41 Tokoh Besar Cirebon

Biografi KH Juhadi Muhammad Sosok Kiai, Saudagar, dan Ketua PCNU Indramayu Tiga Periode

Kisah Legenda Desa Nunuk Lelea Indramayu